TRANSLATOR BAHASA

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

POSTING TERPOPULER

Thursday, August 25, 2011

NOVEL : "PATRIOT and THE WAR LORD"

24 Maret 625 M (9 Syawal 3 H).
2 hari setelah kekalahan menyakitkan pasukan Muslim di Perang Uhud.

Teriakanya menggelegar memecah sepi tebing bukit nan terjal dan tandus.
kemudian tubuhnya roboh, lututnya berdesis menyentuh tanah dengan keras hingga menerbangkan debu disekitarnya.. isak tangis dan sesalnya menyentuhkan keningnya dalam sujud.. dalam lirih dan terputus-putus pemeda itu meratap dalam do'a mohon dan ampunnya.
Pemuda itu adalah salah satu dari empat puluh lima pejuang muslim yang sempat menguasai bukit uhud akan tetapi  kemudian berlari meninggalkan bukit tatkala musuh terlihat kocar kacir dan satu persatu mati bergelimpangan ditembus anak panah lima puluh pejuang Muslim yang sudah berhasil menguasai bukit Uhud.

Kemenangan sudah di depan pintu, akan tetapi karena ketidak ta'atan sebagian besar pasukan terhadap Rosulullah sebagai panglima perang lah yang menjadikan keadaan berbalik, kisah ini terabadikan dalam Al-Quran dan Hadist,

Memang benar bahwa para Muslim hampir saja mampu menghabisi musuh2nya kaum pagan Quraish ketika kemudian perhatian mereka teralihkan. Ketika tentara Muslim melihat para wanita Quraish mengangkat bajunya sehingga menampakkan gelang pergelangan kaki dan kaki2 mereka, mereka mulai berteriak-teriak dan menzalimi mereka. Tanpa peduli akan perintah2 Muhammad, mereka meninggalkan tempat2 jaga mereka dan lalu mengejar wanita2 ini – karena itulah Allah mengijinkan kaum pagan membunuhi para Muslim yang meninggalkan kedudukannya sebagai suatu ujian (ayat 152-153). Tentara Muslim kalah karena salah mereka sendiri (ayat 165).

22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H).
Rasulullah menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard. Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki). Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang, untuk mengatasi hal ini Rasulullah menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu “Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh.
Jauhkan kavaleri dari belakang kita.

Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami.”

Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri Rasulullah yang juga istri Ali. Rasulullah sendiri berada di sayap kiri.

Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah). Abu SufyanAbu Sufyan bertempur di front yang terbatas dimana infantri dan kavalerinya tidak terlalu berguna. Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap Madinah dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke Madinah terbuka bagi tentara kafir. tentu lebih memilih pertempuran terbuka dimana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut.
Tetapi Rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa, Tentara Quraish berkemah satu mil di selatan bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahl, masing-masing berkekuatan 100 orang. Amr bin Al Aas ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tapi tugasnya terutama untuk koordinasi. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraish dibawa oleh Talha bin Abu Talha.

Strategi sang Panglima Besar Muhammad SAW, sebenarnya sangat Jitu, akan tetapi empat puluh lima pejuang dan pemanah terlalu lemah hati untuk menahan keinginannya mengambil Harta Rampasan perang yg bergelimpangan,  termasuk salah satunya pemuda yang saat ini masih bersujud dan menangis menyesali kebodohannya atas ketidak taatan dia terhadap pesan Panglima perang Rosulullah SAW.

Penyesalan dan tangisnya hari itu adalah tangis pejuang terakhir,
Sepak terjang pemuda ini kemudian bak singa gurun yang mengamuk menghabisi musuh-musuh Allah dan Rosulnya pada perang-perang berikutnya.. pada perang  Khandaq, perang Hunain, perang Tabuk dan Mati Syuhada pada Perang penaklukan kota Konstantinopel (ROMA) " dipimpin oleh Muhammad al-Fâtih al-‘Utsmani atau peperangan dengan sebuah kemenangan yang setelah lebih dari delapan ratus tahun berita gembiranya disampaikan oleh Rasulullah saw.

SIAPAKAH PATRIOT and THE WAR LORD (Sang MUzahid) yang hidup di jaman Rosulullah dan pula ikut bertempur pada peperangan penaklukan ROMA yang di Ramalkan Rosulullah atau 800 tahun  kemudian keluar dari masa hidupnya??, baca selengkapnya di buku YUSACK TOPAN berikutnya yang berjudul "
"PATRIOT and THE WAR LORD"

No comments:

Post a Comment

KOMENTAR ANDA SANGAT BERGUNA BAGI PENGEMBANGAN BLOG KAMI
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda disini,
Dengan cara :
1. Ketik Komentar anda pada kotak komentar
2. Klik Postkan Komentar,
3. Klik logo google akun/mendaftar google akun bagi yang belum memiliki google akun,
Apabila komentar dianggap menghina suku/ras/golongan atau bersipat Melecehkan.. maka kami dengan terpaksa akan menghapusnya/tdk menayangkannya.
Terimakasih atas kunjungannya