24 Maret 625 M (9 Syawal 3 H).
2 hari setelah kekalahan menyakitkan pasukan Muslim di Perang Uhud.
Teriakanya menggelegar memecah sepi tebing bukit nan terjal dan tandus.
kemudian
tubuhnya roboh, lututnya berdesis menyentuh tanah dengan keras hingga
menerbangkan debu disekitarnya.. isak tangis dan sesalnya menyentuhkan
keningnya dalam sujud.. dalam lirih dan terputus-putus pemeda itu
meratap dalam do'a mohon dan ampunnya.
Pemuda itu adalah
salah satu dari empat puluh lima pejuang muslim yang sempat menguasai
bukit uhud akan tetapi kemudian berlari meninggalkan bukit tatkala
musuh terlihat kocar kacir dan satu persatu mati bergelimpangan ditembus
anak panah lima puluh pejuang Muslim yang sudah berhasil menguasai
bukit Uhud.
Kemenangan sudah di depan pintu, akan tetapi
karena ketidak ta'atan sebagian besar pasukan terhadap Rosulullah
sebagai panglima perang lah yang menjadikan keadaan berbalik, kisah ini
terabadikan dalam Al-Quran dan Hadist,
Memang
benar bahwa para Muslim hampir saja mampu menghabisi musuh2nya kaum
pagan Quraish ketika kemudian perhatian mereka teralihkan. Ketika
tentara Muslim melihat para wanita Quraish mengangkat bajunya sehingga
menampakkan gelang pergelangan kaki dan kaki2 mereka, mereka mulai
berteriak-teriak dan menzalimi mereka. Tanpa peduli akan perintah2
Muhammad, mereka meninggalkan tempat2 jaga mereka dan lalu mengejar
wanita2 ini – karena itulah Allah mengijinkan kaum pagan membunuhi para
Muslim yang meninggalkan kedudukannya sebagai suatu ujian (ayat
152-153). Tentara Muslim kalah karena salah mereka sendiri (ayat 165).
22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H).
Rasulullah
menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara
Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang
lebih 1.000 yard. Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud sedangkan sayap
kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki).
Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan
sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain
dan menyerang dari belakang, untuk mengatasi hal ini Rasulullah
menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair
dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu “Gunakan panahmu
terhadap kavaleri musuh.
Jauhkan kavaleri dari belakang kita.
Selama
kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan
sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami
menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang
untuk menolong kami.”
Di belakang pasukan Islam
terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa
yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di
antara wanita ini adalah Fatimah, putri Rasulullah yang juga istri Ali.
Rasulullah sendiri berada di sayap kiri.
Posisi pasukan
Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu
keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan
keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2,
salah satunya milik Rasulullah). Abu SufyanAbu Sufyan bertempur di
front yang terbatas dimana infantri dan kavalerinya tidak terlalu
berguna. Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap
Madinah dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke Madinah
terbuka bagi tentara kafir. tentu lebih memilih pertempuran terbuka
dimana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam
dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut.
Tetapi
Rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa, Tentara Quraish berkemah
satu mil di selatan bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini
menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping.
Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh
Ikrimah bin Abu Jahl, masing-masing berkekuatan 100 orang. Amr bin Al
Aas ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tapi tugasnya terutama
untuk koordinasi. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan
terdepan. Bendera Quraish dibawa oleh Talha bin Abu Talha.
Strategi
sang Panglima Besar Muhammad SAW, sebenarnya sangat Jitu, akan tetapi
empat puluh lima pejuang dan pemanah terlalu lemah hati untuk menahan
keinginannya mengambil Harta Rampasan perang yg bergelimpangan,
termasuk salah satunya pemuda yang saat ini masih bersujud dan menangis
menyesali kebodohannya atas ketidak taatan dia terhadap pesan Panglima
perang Rosulullah SAW.
Penyesalan dan tangisnya hari itu adalah tangis pejuang terakhir,
Sepak
terjang pemuda ini kemudian bak singa gurun yang mengamuk menghabisi
musuh-musuh Allah dan Rosulnya pada perang-perang berikutnya.. pada
perang Khandaq, perang Hunain, perang Tabuk dan Mati Syuhada pada
Perang penaklukan kota Konstantinopel (ROMA) " dipimpin oleh Muhammad
al-Fâtih al-‘Utsmani atau peperangan dengan sebuah kemenangan yang
setelah lebih dari delapan ratus tahun berita gembiranya disampaikan
oleh Rasulullah saw.
SIAPAKAH PATRIOT and THE WAR LORD
(Sang MUzahid) yang hidup di jaman Rosulullah dan pula ikut bertempur
pada peperangan penaklukan ROMA yang di Ramalkan Rosulullah atau 800
tahun kemudian keluar dari masa hidupnya??, baca selengkapnya di buku
YUSACK TOPAN berikutnya yang berjudul "
"PATRIOT and THE WAR LORD"
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT BERGUNA BAGI PENGEMBANGAN BLOG KAMI
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda disini,
Dengan cara :
1. Ketik Komentar anda pada kotak komentar
2. Klik Postkan Komentar,
3. Klik logo google akun/mendaftar google akun bagi yang belum memiliki google akun,
Apabila komentar dianggap menghina suku/ras/golongan atau bersipat Melecehkan.. maka kami dengan terpaksa akan menghapusnya/tdk menayangkannya.
Terimakasih atas kunjungannya